Minggu, 06 Mei 2018

IGAU

IGAU

Seorang lelaki remaja yang mempunyai begitu banyak cinta. Membagi kepada siapa saja yang iya temui. Menganggap dirinya adalah pengelana cinta, Membuatnya merasa menjadi orang yang dermawan akan cinta. Kepada siapa rasa ini akan berlabu? Entahlah.

Awal mula menjalani status pacaran bukanlah hal yang sangat mudah baginya. 
Bukan semerta-merta ia beranjak begitu saja, dari sebelumnya non status to status (pacaran). Dia terjebak di antara sebuah status dan perasaan. Terpaksa.

Status bersama orang lain tapi perasaan malah ke orang lain pula.
Perasaan  tak kunjung hilang pada wanita yang dia tinggalkan tadi.

Hari berganti hari, bulanpun mengikut alur sistematisnya. Berusaha menghapus semua perasaannya. Mencoba mendekati wanita selain dirinya, namun tetap ia kalah olehnya.

Apakah ini cinta, atau hanyalah sekedar kesalahan yang mencoba terus menghukumnya?
Namanya menghembus lembut kedalam pikirannya, saat itu pula ia merasa dihakimi oleh kesalahannya.

Pernah juga ia membuka hati pada seorang wanita untuk mengganti nama yang selama ini selalu menjadi subjek penghukumnya, namun wanita itu tak mampu melakukannya. Hanya bertahan beberapa bulan dan beranjak meninggalkannya demi lelaki yang ditemuinya sebelum dirinya.

Karna kajadian itu, dia meyakini akan keberadaaan istilah CLBK.

Igaunya.

              

Rabu, 02 Mei 2018

Tanggapan untuk penumpangku

Nasihat bisa didapatkan dari siapa dan apa saja. Batu pun mampu memberi nasihat bagi siapa saja yang berpikir dan memikirkan karakter batu. Jika belum yakin, coba saja lakukan.

Banyak orang yang mampu memberi nasihat, walau pahit namun menyehatkan. Tak sedikit orang yang ketika diberi nasihat beranggapan bahwa itu adalah suatu hal yang tidak pro terhadapnya. Baginya, itu suatu hal yang menjatuhkan untuknya.

Berleha diatas pujian tidaklah baik. Membuat lupa diri bak kacang lupa kulitnya.

Meski kita mengangguk akan kebenaran rasio yang diberikan sipenasihat, bukan berarti 100% mampu menggambarkan semua apa yang sebenarnya terjadi.

Semua orang mempunyai karakter yang autentik dari dirinya sendiri dan Jangan terlalu lama dalam sandiwara yang menyiksa diri sendiri. Apatah lagi hanya untuk mendapatkan tambatan hati.

Bukankah tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan?
Seburuk apapun atau sebaik apapun pasti memiliki dua sisi yang merupakan lawan atau antonim dari sifat itu sendiri.

Walau itu salah, tapi ini bukan tanda bahwa hidup ini telah berakhir. Meperbaiki diri, jatuh - bangkit, jatuh - bangkit lagi.

Ada resiko dibalik apa yang dipilih. Bahkan tidak memilih untuk menghindari resiko juga merupakan resiko.